Berwisata Ke The Palace Of Yogyakarta – Temukan lebih banyak budaya Jawa di pusat kota Yogyakarta. Lihat dan pelajari sepotong budaya dan sejarah di Keraton Yogyakarta. Sedangkan keraton merepresentasikan nilai-nilai spiritual, filosofis, dan budaya masyarakat Jawa. Kraton sendiri masih berfungsi sebagai tempat tinggal pribadi keluarga bangsawan. Berikut ini adalah informasi selengkapnya dari jalanjalanaja .

Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X masih tinggal di keraton. Rumah para bangsawan terletak di jantung kota Yogyakarta. Tidak jauh dari pusat kota tugu. Saat itu, lokasi tersebut dipilih karena alasan keselamatan dan keamanan.

Dua sungai, Code, dan Winongo, tepat di seberang istana dianggap sebagai parameter keamanan. Sungai-sungai akan menjadi pertahanan yang sempurna saat menghadapi musuh. Selain dari aspek keamanan, kawasan keraton juga aman dari banjir yang mungkin menerjang keraton. Keraton Yogyakarta adalah bukti kejayaan kerajaan bertahun-tahun silam dan masih ada hingga kini. The Royal mampu mempertahankan tradisi lama di era modern. Tanpa mengabaikan nilai budaya Jawa. Keyakinan akan spiritualitas, filosofi, dan akar budaya mereka.

Di dekat gedung ini terdapat Alun-alun Kidul, destinasi yang terkenal dengan suasana malam yang meriah dan tradisi Masangin yang misterius. Dikatakan sebagai akronim dari “masuk diantara beringin” atau secara harfiah “masuk di antara beringin”, ini pasti salah satu ciri khas pengalaman lokal untuk dicoba.
Dalam ujian ini, Anda hanya perlu berjalan di antara dua pohon beringin atau beringin yang keramat, dan jika Anda berhasil, maka Anda dianggap memiliki hati yang murni dan keinginan Anda akan dikabulkan. Satu-satunya twist adalah, Anda harus ditutup matanya untuk melakukannya!

Sejarah Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta merupakan bangunan cagar budaya dengan beberapa bangunan dan ruangan terbuka. Istana ini terletak tepat di tengah-tengah area seluas 14.000 m2. Arsitek dibalik pembangunan keraton ini adalah Sri Sultan Hamengkubuwono I.

Keraton Yogyakarta memiliki kawasan bangunan terbuka yang disebut Plataran. Setiap Plataran dibagi oleh sebuah gerbang yang disebut Regol. Masing-masing mengusung tipologi berbeda yang diklasifikasikan berdasarkan atapnya. Struktur Bangsal tanpa dinding sebagai platform. Pendopo lain yang disebut Gedhong memiliki dinding sebagai landasan yang terbuat dari kayu atau batu bata.

The Palace Of Yogyakarta dikelilingi dan diselimuti tinggi oleh benteng. Tembok setinggi 3,5 meter dengan ketebalan 3-4 meter. Beberapa bagian benteng digunakan untuk menyimpan senjata dan amunisi. Di empat sudut benteng. Tamu akan melihat lubang kecil, benteng, digunakan untuk memata-matai musuh sekali.

Ada tujuh Plataran utama sebagai inti Keraton Yogyakarta. Jelajahi dari utara alun-alun ke selatan, untuk melihat makna sejarah bangunan tersebut.